Otitis Media (Bahasa Indonesia)
Tuba Eustachius terdiri dari tulang rawan pada dua pertiga ke arah nasofaring dan sepertiga sisanya terdiri dari tulang. Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada asaat mengunyah, menelan, dan menguap.
Etiologi
Telinga Normal vs Otitis Media Source: http://blogs.biomedcentral.com/on-health/2015/08/13/otitis-media-still-neglected-india/ |
Etiologi
Keadaan yang menyebabkan disfungsi tuba Eustachius atau tuba katar antara lain adalah tuba terbuka abnormal, myoklonus palatal, palatoskisis, dan obstruksi tuba.
Obstruksi tuba umumnya terjadi karena otitis media, baik dalam bentuk barotrauma, otitis media supuratif, maupun otitis media non supuratif. Salah satu bentuk otitis media non-supuratif adalah otitis media serosa. Keadaan ini sering ditemukan pada rhinitis alergika dan pada orang yang sering pilek.
Otitis media serosa akut adalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah secara tiba-tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Keadaan akut ini dapat disebabkan antara lain oleh:
- sumbatan tuba, di mana terbentuk cairan di telinga tengah
- virus, terbentuknya cairan di telinga tengah yang berhubungan dengan ISPA
- alergi, berhubungan dengan alergi pada saluran pernafasan atas
- idiopatik
Gejala dan tanda yang didapatkan dari pasien yang mengalami OMS yang terutama adalah telinga terasa penuh dan ada kongesti. Pada saat pasien membuang ingus keras-keras, dapat merasakan suara seperti gelembung-gelembung yang pecah.
Selain itu pasien juga dapat mengeluh rasa terseumbat pada telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang sakit (diplacusis binauralis). Kadang-kadang terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam telinga pada saat posisi kepala berubah. Rasa sedikit nyeri dapat terjadi pada awal tuba terganggu, karena tekanan negatif ada telinga tengah (misalnya barotrauma), tetapi setelah sekret terbentuk tekanan negatif ini pelan-pelan hilang. Rasa nyeri tidak pernah ada bila penyebab timbulnya sekret adalah virus atau alergi. Tinnitus, vertigo, atau pusing kadang2 ada dalam bentuk ringan.
Tinnitus, atau suara telinga berdenging, berdengung, atau berdenting adalah suatu gejala yang sangat subjektif pada pasien. Kadang-kadang hanya menjadi sumber gangguan kecil bagi pasien, tetapi pada yang lainnya dapat mengganggu aktifitas. Etiologi dari tinnitus dapat berupa cerumen prop, otosklerosis, otitis media, atau keadaan ototoksik.
Pada pemeriksaan fisik, dapat ditemukan retraksi dari membran timpani. Motilitas membran timpani juga berkurang. Kadang-kadang pada pemeriksaan dengan otoskop, terlihat tampilan garis batas air atau gelembung udara di sebelah medial membran.
Untuk pasien-pasien dengan gangguan fungsi tuba, dapat disuruh untuk melakukan perasat Valsalva. Perasat ini dilakukan dengan cara menutup kedua hidung, lalu meniup keras-keras dengan mulut tertutup. Apabila patensi kedua tuba bagus, maka dengan perasat Valsalva akan terbuka (kadang-kadang disertai dengan bunyi “pop”). Pasien yang OMS-nya telah disertai dengan gangguan tuba apabila melakukan perasat ini tidak dapat mendengar atau merasakan bunyi terbukanya tuba. Biasanya patensi tuba terganggu atau tuba tersebut tersumbat di sekitar 2/3 pars kartilagineus medial.
Tes Pendengaran Dengan Garputala
- Tes Rinne – Membandingkan antara konduksi tulang dengan konduksi udara. Garputala yang bervibrasi dipegang dengan gagangnya pada prosessus mastoideus telinga sampai suaranya menghilang menurut pendengaran pasien. Lalu langsung dipegang dekat dengan meatus auditorius eksternus tanpa menyentuhnya. Apabila pasien masih dapat mendengar suara garputala tersebut, berarti konduksi udara melebihi konduksi tulang. Ini adalah hasil tes yang normal atau (+).
- Tes Weber – Mencari apakah ada ketulian unilateral. Garputala yang bervibrasi diletakkan pada garis tengah kepala (di tengah2 dahi). Pada seseorang yang fungsi pendengarannya normal, maka suara tersebut akan didengar sama keras pada kedua telinga. Pada seseorang dengan conductive hearing loss unilateral, suara garputala akan terdengar lebih keras pada sisi yang sakit. Pada seseorang dengan sensorineural hearing loss unilateral, suara garputala akan terdengar lebih keras pada sisi yang sehat.
- Tes Schwabach – Sama seperti dengan tes Rinne, hanya diulang dan dibandingkan dengan pemeriksa.
Pada pasien dengan otitis media serosa akut pengobatan dapat secara medikamentosa maupun pembedahan. Pada pengobatan medikal diberikan obat vasokonstriktor lokal (tets hidung), antihistamin, serta perasat Valsava, bila tidak ada tanda-tanda infeksi di jalan napas atas. Setelah satu-dua minggu, bila gejala-gejala masih menetap, dilakukan miringtomi (insisi pada pars tensa membarn timpani agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke telinga luar).
Comments
Post a Comment